Dua siswa inklusi mencoba memakai sepatu sendiri. Dengan dibentuknya Paguyuban Inklusi, SDN Ketawanggede optimis mampu memetakan dan mengoptimalkan potensi siswa inklusi di sekolah tersebut.
SDN Ketawanggede
MALANG – Orang tua yang menyekolahkan putra inklusi mereka di SDN Ketawanggede, layak berlega hati. Sebab, pelayanan sekolah tersebut kepada siswa inklusi tidak hanya dicukupkan dengan pelayanan guru kepada siswa, tapi juga dengan forum khusus yaitu paguyuban inklusi.
Saat dijumpai di kantornya kamarin (22/11), Kepala SDN Ketawanggede, Bambang Suryadi S.Pd, mengatakan, program tersebut bertujuan untuk memetakan dan mengoptimalkan potensi siswa inklusi yang seringkali dipandang sebelah mata. Selain itu, menurut pria berkumis ini, gaung Kota Malang yang mendeklarasikan diri sebagai Kota Inklusi pertama di Indonesia juga harus diperdengarkan kepada publik.
“Beberapa program yang telah kami agendakan melalui jalinan kerja sama dengan pemerhati inklusi dari luar, antara lain adalah menghadirkan psikolog yang benar-benar ahli di bidang ini serta tenaga kesehatan,” terang Bambang kepada Malang Post.
Dengan usaha yang dilakukan sekolah dengan bantuan Paguyuban Inklusi, orangtua siswa inklusi mendapat pembinaan dari psikolog sedangkan siswanya menjalani tes kesehatan oleh tenaga medis setiap bulan. Menurut Bambang, penanganan kesehatan dan psikologis membuat pendampingan guru dalam hal akademik menjadi lebih terarah.
Bambang juga menambahkan, perhatian pemerintah terhadap siswa inklusi harus dimanfaatkan dengan baik oleh sekolah, khususnya sekolah negeri. Salah satunya ialah program-program yang mendukung penataan anak seperti dalam paguyuban inklusi di SDN Ketawanggede.
“Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART), program jangka pendek dan program jangka panjang, semua dapat dikelola oleh anggota paguyuban tentunya dengan dukungan sekolah. Untuk memaksimalkan pencapaian program, paguyuban terus mempelajari berbagai hal terkait siswa inklusi dari sekolah-sekolah lain maupun Pusat Layanan Autis (PLA) Kota Malang,” lanjutnya.
Bambang memaparkan, semua program Paguyuban Inklusi di SDN Ketawanggede memprioritaskan pelayanan siswa dan pemantapan orangtua dalam mengarahkan masa depan putra mereka. Penataan awal pada paguyuban ini, dikatakan Bambang adalah memahamkan orangtua tentang kondisi anak. Sebab, tidak sedikit orangtua yang masih menutup diri terhadap bakat putranya. Untuk itu, paguyuban akan memfasilitasi orangtua dalam menyaring potensi dan menumbuhkan kemandirian siswa inklusi tersebut, baik dengan pembiasaan maupun terapi khusus.